Peluh
mengalir laju,
Membasahi
sehelai baju lusuh yang menjadi pakaian tika mencari rezeki,
Saat
itu jua,
Keringat
semalam masih belum kering,
Sudah
disusuli keringat hari ini..
Ketar
tanganmu menandakan ayah menahan penat.
Sedang
hasil masih belum mampu bertahan hingga petang
Biar
kais pagi makan pagi
Kais
petang makan petang
Namun...
Peluh ketarmu tidak pernah jemu..
Walau
kadang kala hatimu hiba dirundung duka
Hasil
yang didamba berbuah hampa
Kecewa
di kala dusta memutusi perjanjian
Diseleweng
dan dimungkiri saat berjanji
Kononnya
ayah tidak berpendidikan
Mudah diseloroh oleh tipu muslihat
Itulah
ayah…
Dunia
yang menipu
Andai
kita mencintai dunia tidak berbentengkan cinta keimanan
Pasti
kita kecewa dan berduka
Namun..
Andai kita
redha dengan ketentuan dan pasrah dengan apa jua ujian
Pasti
rezki lain melimpah sampai..
Itulah
hukum alam ketentuan ALLAH
Andai
kita redha dan bersabar
Pasti
ada pulangan yang setimpal..
Selalu
kuingati ayah berpesan;
Ayah
tiada apa yang bakal ditinggalkan..
Tidak
ada harta mahupun tanah berbidang
Namun,
segala nasihat dan pelajaran menjadi ikhtibar
Agar
berjaya di hari kemudian
Menjadi
bahagia sepanjang zaman
Bahagia
dunia dan di akhirat sana
Ayah
juga mengingatkan;
Biarlah
kita beroleh sesuatu berkat usaha tanpa jemu
Moga
yang sedikit menjadi banyak
Yang
satu menjadi seribu
Yang
tidak cukup menjadi berkat, melimpah buat sekalian alam..
Wallahualam….
Pesanmu
ayah menjadi azimat yang paling mustajab
Sehingga
ke akhir usiaku..
Moga
barakah hidupmu di dunia dan dunia sana nanti…
No comments:
Post a Comment